Sudah beberapa waktu
ini aku menghabiskan waktuku dengan Ratna, berangkat bareng, makan bareng, ke
perpus bareng, kadang kami pergi bersama. Kadang aku mengajak Ratna pergi
menemaniku kesana kemari, begitu pula Ratna yang juga sesekali minta aku antar
kesana kesini. Kami belum terikat hubungan apapun, masih sebatas teman. Kadang
terlintas pikiran untuk memilikinya, kadang juga terpikir untuk tidak merusak
pertemanan ini. Bagiku Ratna adalah warna yang mewarnai hariku, kadang ia
manja, perhatian, baik, tapi ada kalanya juga ia menjadi sosok yang
menyebalkan.
Ratna tipikal orang
yang keras kepala, tapi keras kepalanya itulah yang membuatnya mempunyai
prinsip.
Ketika ego kami
berdua bertemu dan belum ada yang mau mengalah, maka dari situlah perang dingin
terjadi, tidak ada komunikasi, tidak ada sapa menyapa, dan tidak ada senyum
manisnya.
Aku dan Ratna selalu
mencoba untuk tidak mengungkit kisah-kisah masa lalu, katanya membicarakan masa
depan itu lebih indah. Ratna tidak pernah mencoba untuk mencari tau masa
laluku, begitu pula aku yang tidak ingin mengatahui masa lalunya. Mungkin bisa
jadi menyakitkan atau bikin cemburu.
Yaa lihat saja temanku Alex, dia masih belum
bisa melupakan masa lalunya. Dan apabila suatu saat ada Olimpiade Gagal Move On Karena Mantan,
Alex pasti bisa menjuarainya. Tapi mending Gagal Move On sii daripada di PHP
kaya Jonathan *ups.
suatu ketika aku
ingin mengajak Ratna pergi menemaniku ke Gramedia, itung-itung main ke tempat
yang berguna dikit lah. Aku mengirim pesan singkat kepada Ratna, tapi tidak ada
jawaban. Aku telpon tapi tidak diangkat. Aku coba nekat untuk mendatangi kosnya,
tapi dia ternyata sedang tidak di kos. Aku mulai gusar. Entah rasa khawatir
macam apa ini, padahal Ratna juga bukan siapa-siapa dihidupku. Ahh yasudahlah,
aku putuskan untuk mengajak teman yang lain saja. Saat hendak keluar dari gang
kos Ratna, aku melihatnya boncengan dengan seorang laki-laki yang kelihatannya
lebih tua daripada aku. Batinku bergejolak, balik, ngga, balik, ngga, balik,
ngga, balik, ngga. Karena sudah terlanjur meninggalkan akhirnya aku teruskan
saja untuk balik ke kos. Sampainya di kos ada 2 pesan dari Ratna, yang pertama
dia minta maaf karena handphonenya tadi di dalam tas. Dan mau aku ajak pergi
tetapi menunggu sampai nanti sore sektiar jam 4.
Ada perasaan yang
janggal disini, seperti membuat aku bertanya-tanya siapa laki-laki yang bersama
Ratna tadi.